20130716

GDRS GTH


hampir sepuluh hari, waktu itu, beberapa tahun lalu, berpura-pura hilang, ingin sebenarnya benar-benar hilang, lalu berujung mendamparkan raga di rumah sebuah keluarga kecil yang awalnya tersambungkan oleh dia si alasanku ingin memuncak bersama, lalu menjadi alasanku ingin menghilang itu. selama sepuluh hari itu lalu, mas bapak dan mbak ibu ini mengelus dan meninjuku dengan percakapan yang terawat dan pembiaran yang membebaskan. silahkan, apapun itu, mereka membukanya selebar itu. kecutnya senyum dek anak juga tidak pernah gagal membuat lidah jiwaku mengecap lagi apa yang namanya harapan. terimakasih mas mba dek. 

seraup demi sejimpit kukumpulkan lagi sisa-sisa-ku disitu. awal dari keputusanku untuk menunggu seratus hari sebelum akhirnya harus mengambil keputusan. urat menyerah menantang dengan mata picing dan kepal besar, goda membalas menjambak dan menyeret dengan ejekan-ejekan pahit tepat mengenai simpul harga diri. lukanya terlalu lebar dan dalam untuk tidak mungkin tak berlumuran darah. mucrat pekat dan deras. godres getih. darah mengutus kata-kata sebagai wakilnya, marah meminjam tinta dan kapur sebagai wujudnya, sabar memilih kertas dan papan kayu sebagai ruangnya. yang tiba-tiba menjadi sirkus curahan hati. ramai memeluk sepi, terang menimpa gulita, tawa menyindir sedih. energi itu berubah bentuk, tidak hilang dan terbuang begitu saja. berubah menjadi jejak dan tanda jangan lewati jalan ini lagi, atau menjadi prasasti kecil yang terbangun untuk nanti dapat lagi terziarahi, dengan bunga semoga. 

plastic heart, baiklah kalau itu pintamu, race race!, terjebak sinetron, tidak ada i love you yang tak retak, karep versus butuh, too bright for a darkness, to heavy for a light, dinginnya seperti di khianati kulkas, terjebak retweet, sing uwis yo uwis, god loves you for sure, tjap kedjam, in the morning all we see just how crazy young love can be, land ho!, alcohol tidak menyelesaikan masalah apalagi es teh, cocok, I'm fine!, tenane, menawarkan jabat erat dan mengajak berserikat, ngebir wae yok, naik-naik ke puncak kasta tinggi tinggi sekali, abandoned, dan rentet racau kata-kata lain tertumpah, sebagai tanda, bukan apa-apa selain itu. 

GDRS GTH, eksebisi tunggal kecil saya di rumah srikaya mas pak Dwi, mbak bu Ajeng dan dek anak Lemon, dan after party-nya di Deus Ex Machina Jakarta, tengah juli 2012. 

6 komentar: